Minggu, 24 Oktober 2010

Teknologi Penangkapan Ikan Harus Ramah Lingkungan

22 Sep 2010
Bogor- Teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan merupakan suatu keharusan dan perlu segera diterapkan untuk menjamin kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan perairan. Hal itu dikemukakan Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir Ari Purbayanto MSc. dalam sidang terbuka orasi ilmiah guru besar IPB di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Sabtu (18/9) lalu.
Ia berpendapat bahwa saat ini sudah saatnya Pemerintah Indo-nesia memihak pada kepentingan berkelanjutan dalam pembangunan perikanan, yakni kebijakan yang "pro-green" atau "pro-sus-tainability.
"Kebijakan pemerintah yang telah dicanangkan, yaitu yang pro-poor, pro-job dan progrowth1 lebih berorientasi pada peningkatan produksi yang bisa berdampak terhadap eksploitasi sumber daya ikan secara berlebihan," kata Ari.
Untuk mencegah terjadinya tragedi kehancuran perikanan tangkap di wilayah perairan pantai di Indonesia, diperlukan suatu peta jalan (road map) penelitiandan pengembangan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan yang dilaksanakan secara kolaboratif.
Ia menjelaskan, teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan adalah teknologi penangkapan yang menangkap ikan secara selektif dengan dampak minimum terhadap kelangsungan hidup ikan-ikan yang lolos dari proses penangkapan dan terhadap lingkungan perairan.
Secara umum ada 14 kriteria teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan. Di antaranya adalah tidak menimbulkan polusi, hemat energi, tidak merusaklingkungan perairan dan selektif, artinya ikan yang tertangkap seragam serta sesuai ukuran yang ditetapkan.
Hal tersebut juga terkait dengan teknologi alat tangkap yang perlu digunakan oleh nelayan dan pengusaha perikanan agar kegiatan mereka tidak berdampak negatif bagi lingkungan.
Di antaranya dengan perbaikan trammel net atau jaring tiga lapis yang biasa dipakai untuk menangkap udang dan perbaikan daya selektivitas bubu.
Dengan perbaikan pada alat tangkap itu maka ikan-ikan ju-ventil atau ikan-ikan kecil dapatlolos dari jaring nelayan.
Ari Purbayanto yang meraih gelar doktor dari Tokyo University of Fisheries pada 2000 itu juga memperkenalkan inovasi mesin "suritech" untuk pemanfaatan hasil tangkapan sampingan (HTS) pada kapal pukat udang.
HTS pukat udang di antaranya berupa ikan yang bukan sasaran tangkapan itu umumnya sebagian besar tidak dimanfaatkan dan dibuang kembali.
Pembuangan tersebut tentunya merupakan tingkatan pemborosan sumber daya dan mencemari perairan laut.
Entitas terkaitFisheries | HTS | IPB | Kebijakan | Pembuangan | Pemerintah | Teknologi | Ari Purbayanto | Kampus IPB | Tokyo University | Ilmu Kelautan Institut Pertanian | Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan | Prof Dr Ir Ari Purbayanto | Teknologi Penangkapan Ikan Harus Ramah Lingkungan |
Ringkasan Artikel Ini
Bogor- Teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan merupakan suatu keharusan dan perlu segera diterapkan untuk menjamin kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan perairan. "Kebijakan pemerintah yang telah dicanangkan, yaitu yang pro-poor, pro-job dan progrowth1 lebih berorientasi pada peningkatan produksi yang bisa berdampak terhadap eksploitasi sumber daya ikan secara berlebihan," kata Ari. Ia menjelaskan, teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan adalah teknologi penangkapan yang menangkap ikan secara selektif dengan dampak minimum terhadap kelangsungan hidup ikan-ikan yang lolos dari proses penangkapan dan terhadap lingkungan perairan.

Jumlah kata di Artikel : 368
Jumlah kata di Summary : 85
Ratio : 0,231

*Ringkasan berita ini dibuat otomatis dengan bantuan mesin. Saran atau masukan dibutuhkan untuk keperluan pengembangan perangkat ini dan dapat dialamatkan ke tech at mediatrac net.
Pendapat Anda
Pendapat anda mengenai ringkasan artikel ini : Baik Buruk

0 comments:

 
 

© Bluberry Template Copyright by Perikanan UNHAS

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks