Fekunditas stok yang berbeda dari spesies yang sama telah dipakai untuk pembeda ras oleh banyak peneliti. Ras yang berbeda mempunyai sifat fekunditas yang tidak sama demikian juga ukuran besar telurnya. Maka spesies yang berasal dari satu daerah penangkapan dapat diketahui dari jumlah telurnya. Berdasarkan hal ini, populasi dapat diketahui homogen atau heterogen. Ikan-ikan dari satu spesies hidup dalam berbagai habitat seperti sungai yang berbeda atau dalam perairan yang, berbeda garis lintang mungkin mempunyai perbedaan telur dalam fekunditasnya.
Fekunditas dengan ukuran telur
Ukuran telur biasanya dipakai untuk menentukan kualitas yang berhubungan dengan kandungan kuning telur dimana telur yang berukuran besar menghasilkan larva berukuran besar daripada yang berukuran kecil. Dalam membuat perbandingan ukuran telur dengan fekunditas harus berasal dari ovari yang sama tingkat kematangannya.
Sering diduga bahwa fekunditas dengan ukuran telur berkorelasi negatif. Pada ikan yang berpijah ganda didapatkan bahwa telur yang dikeluarkan pada pemijahan kemudian berukuran kecil. Walaupun tidak terdapat pada semua ikan namun didapatkan bahwa ukuran telur dan ukuran panjang ikan berkorelasi positif, dimana hal ini diikuti o!eh ikan yang berukuran besar berpijah terlebih dahulu.
Fekunditas pemijah berganda
Ikan yang berpijah berulang-ulang dalam waktu lama akan melibatkan persoalan telur cadangan dan telur yang sudah berkembang. Kriterianya yaitu ada tidaknya kuning telur. Jumlah telur yang mempunyai kuning telur yang dihitung fekunditasnya untuk musim itu. Kriteria ini menurut Bagenal (1978) telah digunakan oleh beberapa penulis. De Sylva (dalam Bagenal, 1978) telah berhasil menduga jumlah angkatan (batch) dan jumlah telur tiap angkatan.
Apabila ikan mempunyai telur yang terdiri dari beberapa kelompok, maka kelompok telur yang sudah berkembang akan dikeluarkan pada suatu saat. Dengan membandingkan jumlah telur yang sudah mempunyai kuning telur dengan jumlah telur yang sudah sangat berkembang, dianggap dapat memberikan jumlah telur pada kelompok yang dikeluarkan tiap musim.
Fekunditas dengan umur
Pada beberapa species ikan, hubungan fekunditas dengan umur tidak selalu sama dalam arti bahwa umur itu ada yang tidak berpengaruh pada fekunditas, ada yang pengaruhnya sedikit dan ada pula yang pengaruhnya secara positip. Hal yang demikian itu benar apabila yang dilihatnya hanya hubungan antara fekunditas dengan umur saja tanpa melihat parameter lainnya. Variasi fekunditas individu itu sangat besar, meliputi setiap pengaruh termasuk juga umur. Ikan yang untuk pertama kalinya memijah (recruit spawners) fekunditasnya tidak besar seperti fekunditas ikan yang telah memijah beberapa kali tetapi berat tubuhnya sama.
Hal ini sesuai dengan sifat umum, bahwa fekunditas ikan akan bertambah selama pertumbuhan. Ikan yang besar telurnya akan lebih banyak dari pada ikan yang lebih kecil. Tetapi korelasi ini ada batasnya dimana akan ada penurunan jumlah walaupun ikan itu bertambah besar atau tua.
Ikan yang siklus hidupnya panjang seperti ikan sturgeon atau ikan mas, akan memperlihatkan penambahan jumlah telur yang cepat pada waktu umur-umur muda dan kemudian akan diikuti dengan kecepatan pertambahan yang semakin berkurang dan terus menurun mencapai keadaan yang tetap. Adapun variasi jumlah telur ikan yang di dapat pada saat ini disebabkan karena variasi kelompok ukuran.
Jumlah ukuran ikan yang besar hanya sedikit dan biasanya memperlihatkan pertambahan kecepatan fekunditas. Hal ini sebenarnya akibat perbaikan makanan. Tetapi pada ikan-ikan yang ukurannya terlampau besar, fekunditasnya secara relatif lebih sedikit. Volodin (dalam Nikolsky, 1969) memperlihatkan korelasi antara fekunditas dengan umur dan juga dengan berat dan dengan panjang dari ikan Leuciscus rutilus.
Fekunditas dengan berat
Fekunditas dengan berat.
Fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan berat, karena berat lebih mendekati kondisi ikan itu daripada panjang. Namun dalam hubungan fekunditas dengan berat terdapat beberapa kesukaran. Berat akan cepat berubah pada waktu musim pemijahan. Misalnya ikan salmon dan sidat yang melakukan ruaya sebelum berpijah, mereka tidak lagi mengambil makanan, jadi berpuasa sampai ke tempat pemijahan. Material untuk pertumbuhan gonadnya diambil dari jaringan somatik. Oleh karena itu apabila mengikut sertakan korelasi fekunditas dengan berat somatik didalam membandingkan satu populasi dengan populasi atau diantara dua musim harus berhatihati.
Jika fekunditas mutlak secara matematis dikorelasikan dengan berat total termasuk berat gonad akan menimbulkan kesukaran secara statistik. Sebabnya akan termasukkan telur dalam jumlah yang lebih besar dari ikan yang sebenarnya berfekunditas kecil. Juga kesulitan yang sama akan timbul apabila fekunditas dihubungkan dengan faktor kondisi, karena dalam faktor kondisi itu yaitu:
melibatkan berat total ikan itu. Disebabkan oleh kesulitan ini, maka banyak penulis menggunakan fekunditas relatif, yaitu berat telur persatuan berat ikan. Namun menggunakan fekunditas relatifpun mendapatkan kesukaran juga, karena tidak dapat dipakai membandingkan satu populasi dengan lainnya atau keadaan dari satu tahun ke tahun lainnya.
Semula penggunaan fekunditas itu untuk menyatakan hasil yang menduga bahwa korelasi antara fekunditas dengan berat adalah linier, yang perumusannya adalah:
F = a + bW.
Dalam beberapa hal menggunakan rumus tersebut hasilnya baik, tetapi beberapa penulis mendapatkan bahwa korelasi antara fekunditas dengan berat adalah tidak linier. Dalam hubungan ini perlu diperhatikan bahwa berat gonad pada awal kematangan berbeda dengan berat akhir dari kematangan itu karena perkembangan telur yang dikandungnya. Selama dalam proses perkembangan tersebut terjadi pengendapan kuning telur yang berangsur-angsur serta terjadi hidrasi pada waktu hampir mendekati pemijahan.
0 comments:
Posting Komentar