Sabtu, 02 Oktober 2010

Metode Penangkapan Ikan

Praktikum metode penangkapan ikan ini dilakukan di Perairan Panimbangan kabupaten Pandeglang provinsi Banten. Untuk progam studi Ilmu Kelautan praktikum dilakukan pada hari Kamis tanggal 3 Mei 2010 pukul 17.00 dan pembagian kapal dibagi menjadi 10 kelompok. Bentuk praktikum metode penangkapan ikan ini berupa pelayaran langsung dengan nelayan setempat serta wawancara langsung dengan nelayan tentang metode penangkapannya bagaimana dan alat serta kapal seperti apa yang digunakan.
Pada praktikum ini menggunakan jenis kapal Sondong dan untuk kelompok saya nama kapal itu bernama Mahendra Lestari. Kapal sondong itu kapal kayu biasa (pompong) berukuran kecil yang di beri jaring di depan kapal (haluan), dengan menggunakan kayu (sondong) yang melintang (berbentuk seperti gunting) dan di tengah-tengah lintangan kayu tersebut di ikatkan pada haluan kapal, ruang gunting yang terbuka di letakkan jaring, lalu di sorong (dorong) dengan kapal, tak ubahnya kalau kita sedang menciduk ikan, namun ukurannya lebih besar, dan cendrung seperti menciduk tanah pantai yang berair yang masih bisa di lalui oleh kapal.  Dimana kapal ini menggunakan kayu sebagai bahan konstruksinya dengan ukuran kapal panjang 15 meter dan lebar 3 meter.. Adapun peralatan dan kelangkapan lain di kapal antara lain kayu sondong, penyangga sterofoam, jangkar, ember, solar sebagai bahan bakarnya dan lain-lain. Untuk konstruksi kapal lebih jelasnya(lampiran gambar konstruksi kapal).
Nama alat tangkap yang digunakan seperti nama kapalnya yaitu sondong, kenapa disebut sondong? karena Sodong termasuk grup jaring angkat. Jaring angkat adalah yang berbentuk empat persegi panjang atau kerucut atau kantong, dalam operasinya jaring dibentangkan dalam air sedemikian dengan menggunakan kerangka bambu atau kayu atau metal dan operasi penangkapan dapat dilakukan tanpa perahu. Bila menggunakan perahu atau perahu/kapal motor alat ini didorong dengan menggerakkan perahu atau perahu/kapal motor. Sehingga metode penangkapan dengan cara disorong dengan perahu atau perahu/kapal motor disebut sondong. Bahan jaringnya terbuat dari bahan troll. Jaring ini berukuran 10×7 meter dan diikat pada sondongnya. Untuk lebih jelasnya (lampiran gambar konstruksi alat tangkap).
Dalam pelayaran praktikum metode penangkapan ikan dalam kapal sondong itu biasanya terdiri dari 4 orang, 1 orang sebagai nakhoda yakni sebagai pengemudi kapal serta 3 buah anak kapal (abk) yang bertugas mengisi bahan bakar, nyuci kappa, bersihkan jarring, angkat jarring dan memilah ikan hasil tangkapan. Rata-rata jenjang pendidikan yang ditempuh nakhoda maupun ABK sampai lulus SD dan dari kecil mereka sudah sering berlayar dan menangkap ikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Untuk daerah penangkapan kapal sondong ini biasanya tidak jauh dari pantai kira-kira 1 km dan kedalaman laut tempat praktikum kurang lebih 5 meter. Di daerah Panimbangan biasanya para nelayan tidak melaut pada musim Baratan karena faktor cuaca/lingkungan yakni gelombang tinggi dan arusnya kuat. Lebih jelasnya musim baratan ini merupakan musim dimana angin banyak bertiup dari Barat daya sehingga, cuaca sering tidak menentu. Angin Barat daya biasanya bertiup setelah musim timuran tiba yang artinya akan memasuki musim baratan. Angin yang bertiup pada peralihan musim ini terkadang tidak menentu, karena kondisi laut kerap berubah-ubah. Saat nelayan melaut, kondisi air tenang namun ketika sudah sampai ditengah, angin datang dan laut berubah menjadi berombak. Kondisi ini membuat nelayan sulit menangkap ikan. Selain itu, kondisi laut yang berombak besar juga berpengaruh terhadap ikan yang akan di tangkap. Biasanya, bila lautnya berombak besar ikan sulit dicari. Jadi pada musim baratan para nelayan lebih memilih tidak melaut. Untuk musim Timuran atau biasa dikatakan musim ikan berlangsung pada bulan Januari sampai bulan Agustus biasanya jenis ikan pelagis bisa didapat paling banyak udang, ikan banyar, teri nasi dan sebagainya. Dengan kata lain musim ini sangat berkaitan penangkapan nelayan dan hasil tangkapannya juga baik itu jenis dan banyaknya.
Mungkin untuk prinsipnya tadi sudah dijelaskan sebelumnya tapi untuk lebih jelasnya alat tangkap Sondong ini dioperasikan dengan cara kayu sondongnya dipasangkan dengan kemiringan tertentu kemudian penyangganya dipasangkan juga agar sondong sesuai pada tempatnya. Setelah itu jaring troll yang terhubung dengan alat sondongnya dilemparkan dan kapal segera dikemudikan agar ikan-ikan terperangkap di jaring tersebut. Alat bantu yang biasanya digunakan tali, ember tempat hasil tangkapan, saringan untuk memilah ikan dan sterofoam tempat hasil tangkapan. Lamanya jaring diangkat sekitar 15 menit dan untuk penangkapan sendiri dilakukan pada malam hari karena ikan-ikan udang aktif pada malam hari dan para nelayan di Panimbangan lebih banyak menangkap udang sebagai tujuan utamanya. Jenis ikan yang didapat pada musim timur kebanakan udang krosok, layur kecil, ikan banyar dan teri nasi dan untuk musim barat para nelayan tidak melaut. Untuk itu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil tangkapan ada 2 faktor anatra lain; faktor internal dan faktor eksternal. Yang tergolong kedalam faktor internal adalah sumber daya manusia (SDM), kapal dan alat penangkap ikan (jaring). Sedangkan yang tergolong kedalam faktor eksternal adalah arus, angin dan gelombang.
Hasil penangkapan sampai pagi harinya antara lain udang krosok, ikan banyar, ikan layur, cumi-cumi dan ikan pelagis kecil-kecil. Untuk ukurannya sendiri bervariasi, apalagi udang ada yang besar yang apabila dijual udang yang ukuran besar bisa mencapai 40 ekor/kg. Setelah hasil tangkapan dipilah-pilah atau disortir kemudian dikumpulkan sesuai jenis kemudian dijual langsung ke tengkulak dan kemudian di lelang di TPI Panimbangan.
KESIMPULAN
Alat tangkap Sondong ini merupakan salah satu jenis alat tangkap berdasarkan jenis alatnya yaitu penangkapan menggunakan jaring. Sodong termasuk grup jaring angkat. Sondong merupakan ini jaring angkat yang berbentuk kerucut atau kantong, mulut jaring terbuka dengan memakai bingkai yang terbuat dari bambu atau rotan atau metal dan operasi penangkapan dapat dilakukan tanpa perahu. Bila menggunakan perahu atau perahu/kapal motor alat ini didorong dengan menggerakkan perahu atau perahu/kapal motor
Kapal sondong itu kapal kayu biasa (pompong) berukuran kecil yang di beri jaring di depan kapal (haluan), dengan menggunakan kayu (sondong) yang melintang (berbentuk seperti gunting) dan di tengah-tengah lintangan kayu tersebut di ikatkan pada haluan kapal, ruang gunting yang terbuka di letakkan jaring, lalu di sorong (dorong) dengan kapal, tak ubahnya kalau kita sedang menciduk ikan, namun ukurannya lebih besar, dan cendrung seperti menciduk tanah pantai yang berair yang masih bisa di lalui oleh kapal.
Untuk itu kita sebagai mahasiswa ilmu kelautan dan sebagai insane kelautan Indonesia berharap semoga dengan adanya mata kuliah metode penangkapan ikan ini mahasiswa dapat mengembangkan lagi alat tangka sondong menjadi modern dan berteknologi agar hasil tangkapan para nelayan dapat lebih meningkat.

0 comments:

 
 

© Bluberry Template Copyright by Perikanan UNHAS

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks